Kepengurusan PSSI yang baru di bawah pimpinan Djohar Arifin Husein terus menuai kritikan, setelah GH Sutedjo kini giliran Manajer Persema, Asmuri yang melontarkan kritikannya.
Sebelumnya, Ketua Pengcab PSSI Jakarta Timur, GH Sutedjo mengkritik struktur kepengurusan PSSI yang dinilainya tidak ada nuansa reformasi, selain itu, pemecatan Alfred Riedl dengan alasan yang sangat tidak jelas juga tak luput dari kritikannya.
Kini giliran klub yang berlaga di Liga Primer Indonesia, Persema Malang yang melontarkan kritikannya, menurut Asmuri, kepengurusan PSSI saat ini dibentuk atas dasar "balas dendam" terhadap kepengurusan yang lama di bawa pimpinan Nurdin Halid.
"Seharusnya pengurus PSSI yang sekarang ini lebih memikirkan kepentingan yang lebih besar, yakni kepentingan bangsa bukan hanya sekedar balas dendam dengan kepengurusan PSSI yang lama," tegas Asmuri.
Menurutnya, akibat keputusan emosional yang dilandasi oleh rasa balas dendam tersebut membuat persiapan timnas yang telah terbentuk cukup lama harus terganggu, karena harus beradaptasi lagi dengan pelatih baru, padahal timnas harus berjuang di Pra Piala Dunia menghadapi Turkmenistan.
Selain itu, menurut Asmuri, seharusnya PSSI yang sekarang tidak main buang, mereka seharusnya memilah siapa-siapa yang masih layak untuk dipertahankan di kepengurusan PSSI saat ini.
"Pengurus lama (era Nurdin Halid) banyak yang memiliki kemampuan dan kualitasnya juga sudah teruji, sehingga masih tetap layak untuk dipertahankan, bukan semuanya "dibuang"," tambah Asmuri.
Asmuri juga menyayangkan sampai saat ini format kompetisi musim depan masih belum jelas. Menurutnya, bila PSSI terlambat menggelar kompetisi maka hak Indonesia untuk bermain di ajang Internasional (LCA dan AFC Cup) bisa hilang.
"Jika kompetisi terlambat, maka Indonesia harus berangkat dari nol lagi untuk kembali bermain di ajang Internasional, kondisi ini sangat rentan karena jajaran PSSI saat ini hanya berpikir sesaat untuk meluapkan emosinya," tandasnya.
